Jumat, 09 Desember 2016

Awalnya Menolak Dijodohkan, Wanita Ini Akhirnya Mau Menikah dengan Sopir Ayahnya Sendiri...

Awalnya Menolak Dijodohkan, Wanita Ini Akhirnya Mau Menikah dengan Sopir Ayahnya Sendiri...

Baca Juga

Ilustrasi Pernikahan

Jodoh merupakan misteri yang hanya Allah Swt saja yang mengetahuinya. 
Seperti disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, disaat manusia masih berada dalam perut ibunya,
“Kemudian diperintahkan malaikat untuk menuliskan rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, kebahagiaan atau kesengsaraannya…”
Jodoh, termasuk rezeki seseorang. Jadi memang sudah ditentukan oleh Allah semenjak manusia belum diciptakan, dan sudah ditulis di Lauh Mahfuzh.
Dalam hal ini, kita tidak diperintahkan untuk memikirkan tentang takdir tersebut, tapi hanya diperintahkan untuk berusaha.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beramallah, masing-masing akan dimudahkan melakukan apa telah dituliskan baginya.” (Riwayat Muslim).
Berikut sebuah kisah nyata seorang wanita yang tidak menyangka berjodoh dengan sopir ayahnya sendiri, yang diketik ulang oleh Akhanggas dari Majalah Nikah Sakinah Volume 10 no 5 untuk enkripsi.wordpress.com, 10 August 2011 lalu.
Meski cerita ini sudah cukup lama, tapi hikmah yang terkandung didalamnya tidak akan pernah usang. Selamat membaca....
BACA JUGA : El Manik : "Ya Tuhan, Tolong Pilihkan Agama Yang Baik Buat Saya, Kalau Bisa Jangan Islam"
Sopir mobil barang di UD (usaha dagang) milik bapak baru ganti sebulan ini. Bapak memang sengaja memberi tahu orang rumah bila ada orang baru di “UD’-nya.
Bukan apa-apa, sebab barang dagangan kadang transit di rumah dulu untuk dicek sebelum dibawa ke gudang. Aku, kakak atau ibu bergantian mengecek barang bila tak sibuk.
Dulu pernah kejadian ada orang mengaku sopir baru, pada akhirnya melarikan mobil bapak. Sejak itu, bapak mewajibkan orang rumah tahu semua karyawan bapak.
Waktu berjalan, genap sebulan sopir baru bapak bekerja. Masih muda, santun tak banyak bicara. Hampir setiap saat bapak memujinya. Yang baiklah, yang pinterlah yang serba bisalah, heran aku dibuatnya.
Pada anak-anak sendiri, nyaris bapak tak pernah memuji. Benarkah pujian itu?
Diam-diam kuamati sopir muda itu. Datang lebih cepat atau lepas Zhuhur itu jadwal kerjanya. Kata bapak, hal itu sudah diizinkannya.
Tiap masuk gerbang, tak pernah lupa mengucap salam. Bila tak ada bapak, ia sama sekali tak nau masuk rumah, memilih menunggu di depan pintu meski sudah ibu persilakan.
Bila bicara dengan ibu ia lebih hanyak menunduk, sedikit senyum tapi nada bicaranya tetap terdengar ramah dan santun. O… pantas saja bapak suka padanya.
Yang lebih mengherankan, sekarang kalau keluar kota untuk urusan pribadi sekalipun, bapak sering mengajaknya. Padahal selama ini, bapak biasa nyopir sendiri.
Bila bapak tak sempat mengantar ibu belanja, bapak pun mempercayakan hal itu padanya.
Ada lagi yang berubah pada bapak, kaset keroncong dan langgam jawa sudah tak lagi terdengar di rumah atau di tape mobil. Gantinya?!
Kaset muratal dan ceramah-ceramah agama. Entah kenapa aku tak pernah tapi bertanya meski aku penasaran. Nonton TV paling saat berita, padahal bapak penggemar sinetron. Nama artis-artis pun bapak hafal….
Sore itu, aku pulang dari kantor tempatku bekerja. Tak ada yang aneh dengan bapak dan ibu, karena seperti biasa mereka berdua selalu duduk di beranda menunggu aku dan kakakku pulang.
Tapi kulihat senyum mereka tak seperti biasanya. Benar saja, usai makan malam, bapak membuka pembicaraan yang tak pernah kuduga sebelumnya.
’’Berapa usia kamu sekarang?’ Ah, bapak pakai tanya umurku.
“Hampir 26 tahun. Kenapa Pak?”
“Belum ingin menikah? Keburu jadi perawan tua lho nanti…”
Makanan jadi sulit kutelan. Sejak kapan bapak ingin anaknya cepat-cepat kawin? Buktinya 2 kakak perempuanku menikah saat usia mereka kepala 3.
Malah masih kuingat kata bapak, usia kepala 3 baru matang dan siap menikah. Kok sekarang berubah?!
Jujur aku dan kakak-kakakku tumbuh dalam pendidikan sekuler dan menikah di usia berapa pun tak pernah jadi soal. Karir di mata keluarga kami begitu penting. Tapi, sekarang bapak tiba-tiba bicara pernikahan juga agama.
Dan satu hal yang baru kusadari sekarang, tentang ibuku… Ibuku adalah wanita modern tulen. Salon, berdandan dan segala trendsetter fashion tak pernah ketinggalan diikutinya.
BACA JUGA : TERBONGKAR...!!! Ternyata Ini Nama Orang Dermawan Yang Memborong SARI ROTI Dan Dibagikan Gratis Untuk MUJAHID 212, Sangat Tidak Disangka..!! Tolong Sebarkan Agar Semua UMMAT MUSLIM Tahu
Sekarang? Mana kutek di kukunya? Mana kuku panjangnya? Mana make up-nya? Tak terlihat sama sekali. Tapi diam-diam kupuji dalam hati, wajah ibu terlihat lebih ‘ringan’ dan segar tanpa make up.
“Kau mau nanti bapak carikan. Atau barang kali kamu sudah punya calon sendiri?”
Makanan makin terasa sulit kutelan. Pacar? Aku memang pernah naksir beberapa pria, tapi tak pernah sampai pacaran.
“Siapa calon Fa, Pak?” Mas Dodi tiba-tiba menyela.
“Sopir bapak…” ucap bapak tanpa dosa. Mas Dodi tertawa. Aku terperanjat berdiri, setengah melotot, tak percaya.
“Tuh… Pak, apa aku bilang. Bapak ngga’ percaya sih. Belum-belum Fa aja sudah melotot, gimana mau nerima?!” Ternyata mas Dodi sudah tahu rencana bapak.
Kutinggalkan meja makan dengan rasa hancur dan terhina. Masa’ bapak tega menikahkanku dengan sopir? Apa kata dunia?! Calon S2 kok cuma dapat sopir…?! Aku menangis di kamar, membayangkan semua mimpi buruk itu.
Ibu dan bapak menyusul ke kamar. Menjelaskan semuanya juga soal siapa “mimpi burukku” itu. Aku jadi malu juga setengah tak percaya pada cerita bapak.
Aku diberi kesempatan untuk berpikir sepekan. Hanya sepekan. Kata bapak untuk kebaikan semua dan sebelum kesempatan itu hilang. “Shalat Istikharah, Fa. Biar kamu yakin!” pesan ibu.
Tak sampai sepekan, tepatnya 3 hari sebelum batas waktu, aku memberi jawaban “ya” pada bapak, tanpa keraguan sedikit pun. Bapak memelukku, ibu pun menangis. Kulirik mas Dodi mukanya memerah.
Sopir bapak memang bukan sopir biasa. Ia lulusan sarjana teknik dan tengah menyelesaikan gelar pasca sarjananya, kala itu atas beasiswa.
Kerja sebagai sopir di tempat bapak untuk menutup biaya hidup selama kuliah, juga untuk biaya keluarganya.
Ia memang yatim. Praktis sebagai satu-satunya lelaki di rumah, ia menggantikan fungsi kepala rumah tangga. Hal itu baru kutahu saat hendak menikah.
Sepekan kemudian, aku menikah dengan sopir bapak. Dua pekan usai menikah, aku diboyong suami terbang ke negeri Sakura.
Suami menjalani kontrak kerja di sana. Kini kami sudah dikarunia tiga buah hati. Dua lahir di negeri seberang, seorang di Indonesia. Beberapa bulan lagi kontrak suami akan habis, bila tak diperpanjang dan tak ada aral melintang, insya Allah kami akan kembali ke tanah air. (***)
Postingan ini pun menuai komentar positif dari netizen, seperti yang diungkapkan oleh blogger dengan nama akun wachyoe, "sopir yang luar biasa, tidak mendugga pendidikannya tinggi, langka buanget too, makanya namanya bukan sopir yang biasaNya………………" 
Begitupun dengan akun sovie yang berucap, "subhanallah,,,memank Allah t maha penyayang,,jodoh kita kan udah ada…apa pun dan bagai mana pun dya..itu lah yang terbaik…karena kan da sejuta bahkan triliunan keindahan yng ALLah siap kan,,,artikelnya bagus ^_^ " (PLMG)

Artikel Pilihan :
Wow...." Unik " !! Ternyata Ini Rahasia Sederhana Agar Tanaman di Pot Berbuah Lebat !!! Yuk Di " SHARE "

Tak Takut Di Pecat TNI Pastikan Akan Sweeping PKI Meski Presiden Jokowi Melarang

Related Posts

Awalnya Menolak Dijodohkan, Wanita Ini Akhirnya Mau Menikah dengan Sopir Ayahnya Sendiri...
4/ 5
Oleh